“Gue jadi pengen
masuk pagi, bang”, kelakar Vaisal, drummer kami, saat pertamakali tiba di tempat
kejadian perkara: “Bazaar, Workshop dan Pentas
Seni” STIE Widya Persada (WP) bertema: “Berdikari dalam Berkarya”, Kampus Warung Buncit, Sabtu pagi (20/12/14).
Disambut Hujan
Suasana pagi hari bikin warnawarni lebih kentara tersemburat. Jadi lebih marak. Apalagi hari ini ada acara. Impresi ini, maklumlah, kami lebih sering kebagian temaram kampus tercinta kita ini. Disandingkan mood kelelahan usai bekerja dan mengais peruntungan yang masih menempel di kerah baju. Bawaanya, kalau bisa selesai kuliah lebih awal, say hi dengan kawan seadanya, lantas cabut lagi. Bahkan ada yang langsung bekerja setelahnya, karena harus tunaikan shift malam.
Jadi ini acara seluruh anak kampus WP Warung Buncit: the Wipers, dan jarang sekali WP bikin event. Mahasiswa kuliah malam diundang berpartipasi dalam kegiatan menyambut hari kesetiakawanan sosial itu. Jadi kami berupaya datang. Kalau tidak Kawit, Fajar, dan kawan-kawan mahasiswa sabtu bela-belain berkunjung ke kelas malam, mengabarkan rencana kegiatan ini, kami mungkin tidak tahu banyak. Mungkin juga tidak ada yang datang. Btw, ini bukan kali pertama mereka datang. Untuk baksos tahun lalu, mereka pun menyambangi kami.
Jadi ini acara seluruh anak kampus WP Warung Buncit: the Wipers, dan jarang sekali WP bikin event. Mahasiswa kuliah malam diundang berpartipasi dalam kegiatan menyambut hari kesetiakawanan sosial itu. Jadi kami berupaya datang. Kalau tidak Kawit, Fajar, dan kawan-kawan mahasiswa sabtu bela-belain berkunjung ke kelas malam, mengabarkan rencana kegiatan ini, kami mungkin tidak tahu banyak. Mungkin juga tidak ada yang datang. Btw, ini bukan kali pertama mereka datang. Untuk baksos tahun lalu, mereka pun menyambangi kami.
“Yang penting kita ingin mahasiswa malam datang meramaikan, bang,” begitu ajak Kawit berulang-ulang kepada saya. Insya Allah, Bro, saya menjawab di ambang optimistis. Aktvitas utama tiap mahasiswa membuat jarak antara mahasiswa WP yang masuk pagi (senin-kamis) sabtu pagi, dan malam (senin-kamis) WP cukup lebar. Bisa ngobrol satu sama lain saja merupakan momen langka.
Setelah beberapakali mereka datang menyosialisasikan
acara, Alhamdulillah satu demi satu, mahasiswa sudah ada yang
merespon, mulai dari bertanya waktu dan tempat hingga beneran datang dan
bergabung di keriaan. Yep, mahasiswa malam memang unik :)

“Ada dua gitar, gitar listrik cuma satu,” sebut dia usai mengikat senar-senar di bodi Les Paul untuk nanti. Tak apa Fik, yang penting kita bisa berbagi panggung. Fiki jadi gitaris dan backing vocal band kami. Musik terbukti sekali lagi jadi bahasa universal, yang mudah mengakrabkan, selain #uhuk# rokok.
Pak Isnardono, dosen yang tidak sungkan bangkit dari kursi mendatangi kami, bertanya antusias.” Nanti kalian main, An?, Saya nyengir dan mengangguk.
“Wah pengen lihat. Saya cuma bisa sampai jam 12. Ada acara keluarga. Saya di sini sampai kalian selesai manggung” tandasnya. Saya tengok mengabsen personil, satu lagi yang belum kelihatan batang hidungnya. Hujan mulai turun.
Hadir juga Ibu Intan Arsitia, Bapak Masrur, Bapak Lukman (tidak ada di gambar), dan Ketua Panitia Kawit yang sumringah melihat kami datang.
Tak kenal maka tak sayang. Silaturahim membuka lebar segala
kemungkinan. Saya saja tak pernah tahu ada mahasiswi pagi yang mahir melukis
dan, ehem, manis. Wahab, pembetot bas band kami, surprise ada
mahasiswi yang tampil bawain satu nomor dari band kesukaannya: Dear God by A7x.
Helmi gitaris kami, si anak ideologis Kurt Cobain ini takjub. Dia nyaris
tertukarlihat antara personil the Virgin dan salahsatu mahasiswi pagi. Baiklah
cukup.
Berbagai stan penjualan berjajar di sepanjang koridor kampus. Ada
juga penyediaan makanan bernustrisi, bubur kacang hijau dan roti, dan kopi.
Gratis. Baru datang kami sudah ditawarkan. Kami pun sempat berfoto bersama di kelas yang disulap
jadi studio foto darurat. Tidak kalah
sama punya Darwis Triadi. Ada juga sablon kaos gratis nama kampus dengan
beberapa pilihan desain menarik. Bikin makin bangga dikenakan di dada: “STIE WIdya Persada, Saatnya Berkarya, Bukan Bergaya”.
Satu persatu para penampil naik ke panggung, diselingi celotehan kocak MC Anggi dan Maya. Belakangan mereka jadi magnet tersendiri. Terutama saat dangdut deras membahana. Berguncang. Semua turun. Bergoyang. Indeed, dangdut is the music of my country. Dan sakitnya tuh di sini. Saya sempat mengabadikannya. Ya, saya ada di sana. Di panggung yang berdangdut. Ikut bergoyang. Iya. Saya sendiri saja tidak percaya. Tapi kami jadi akrab. Saat itu tidak ada mahasiswa pagi siang malam STIE WIdya Persada. Yang ada Mahasiswa STIE WP.
Satu persatu para penampil naik ke panggung, diselingi celotehan kocak MC Anggi dan Maya. Belakangan mereka jadi magnet tersendiri. Terutama saat dangdut deras membahana. Berguncang. Semua turun. Bergoyang. Indeed, dangdut is the music of my country. Dan sakitnya tuh di sini. Saya sempat mengabadikannya. Ya, saya ada di sana. Di panggung yang berdangdut. Ikut bergoyang. Iya. Saya sendiri saja tidak percaya. Tapi kami jadi akrab. Saat itu tidak ada mahasiswa pagi siang malam STIE WIdya Persada. Yang ada Mahasiswa STIE WP.
Meski sempat dijeda hujan untuk mengamankan peralatan panggung, menjelang ashar akhirnya kami dapat giliran tampil. Ya, lumayanlah untuk band yang baru terbentuk seminggu dan veteran yang kembali naik lagi, hehe. Sambutan pun menghangatkan. Seperti di rumah. Tunggu deh, kita memang di rumah, kok. Cuma beda waktu ketemuan saja.
Ada satu pelajaran menarik yang bisa dipetik dari acara yang
dilaksanakan di kampus ini, yakni: “maksimalkan yang ada”. Terlihat bagaimana
semua unsur menopang dan melengkapi satu sama lain hingga acara terlaksana. Keterbatasan bukan alasan untuk tidak jadi. Semangat yang selama
ini dikobarkan Bapak dan ibu Pengajar WP kepada kita, untuk tidak banyak
beralasan and just do it!


Terima kasih rekan-rekan mahasiswa yang berkontribusi dan berpartsipasi demi kelancaran acara tersebut. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada rekan panitia yang memberi kami kesempatan berekspresi. Lebih dan kurang mohon maaf.
Lastly, I just wanna say this: duhai rekan-rekan mahasiswa malam, kalau ada keluangan, sempatkanlah datang ke pagi hari, balas kunjungan mereka. Mari eratkan silaturahim, karena kita keluarga. Selamat atas kesuksesan acara kali ini. Terima kasih Pak Jafri dan para pengajar WP yang telah mendukung kelancarannya.
Oh iya. Mohon maaf untuk Pak Dono yang tidak sempat menyaksikan
kami. Tapi mungkin lebih baik tidak, Pak. Haha. Bercanda. Sekali lagi
Selamat. Ke depan, insya Allah akan lebih baik dan meriah lagi. Semoga. (ark)
I like to hear that guys :)
BalasHapusnice to meet youuuuu :D
Suksesss selaluuu buat mahasiswa/i wp dan tetap jaga silaturahmi yang baik+kompak selalu :)
_July_
haha ada july. hai july :D
Hapushai juga ..
Hapustetep setia yaa jadi seksiiih dokumentasi, yang pastinya jadi jarang "nongol" di foto karna sibuk "moto" hehehehe
Good Job guys!!!
jempol deh ..
Well done ... bravo guys .. never thought we have a journalist in wipers .
BalasHapussekadar mencatat , kamerad. terlalu manis utk tdk dicatatkan :D
HapusAccount siapa nih?
BalasHapusAccount siapa nih?
BalasHapuswah mana postingannya lagi nih ???
BalasHapusbtw july tuh anak sabtu bukan anak pagi om, tapi coba aja ada anak pagi yg kaya cewe" sabtu, pasti gokil :p
nice ah, udah hampir lupa sama nih acara tapi jadi inget lagi, hehe
sory ye foto"nya ngaret, abis foto gw cuma dikit sih (nasib tukang foto)
becanda deh, maklum banyak orderan :D
oke deh dilanjut om postingannya
salam wipers :)
makasih atensinya, uphien!
Hapus